Langsung ke konten utama

Sastra dan Logika — Artikel Singkat Mata Kuliah Ilmu Mantiq | Govi Alifitra



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

***

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah untuk mata kuliah Ilmu Mantiq dan Logika dengan judul "Sastra dan Logika."

Penulis tentu menyadari bahwa artikel ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

***

Pengertian Logika

Logika secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah pertimbangan akal atau pikiran yang diungkapkan lewat kata dan dinyatakan dalam bentuk bahasa. Logika merupakan ilmu dalam lingkungan filsafat yang membahas prinsip-prinsip dan hukum-hukum penalaran dengan tepat, ada juga yang mengatakan bahwa logika adalah ilmu pengetahuan (sains) tetapi sekaligus juga merupakan keterampilan atau kecakapan untuk berpikir lurus tepat dan teratur. Juga, logika adalah teknik atau metode  untuk meneliti ketepatan berpikir.

Berpikir berarti mengamati dengan sadar, maka setiap pengamatan dengan sadar selalu akan bergerak kepada arah penilaian dan berakhir pada sebuah keputusan dan ketetapan. Konsep berpikir dalam logika biasanya dirumuskan seperti misalnya: Jika A=B, dan B=C, maka A=C; itulah yang memperlihatkan bahwa adanya suatu proses berpikir, yaitu pengamatan, pengolahan dan pemutusan, yang semuanya disebut sebagai pemikiran.

Yang dimaksud dengan pemikiran di sini adalah
 Mencari suatu sesuatu yang belum diketahui berdasarkan sesuatu yang telah diketahui. Sesuatu yang telah diketahui merupakan bahan pemikiran yang disebut dengan data (fakta), yaitu gejala atau peristiwa yang ditangkap oleh indera, sedangkan sesuatu yang belum diketahui akan menjadi hasil sebuah pemikiran, dan dinamakan dengan konklusi (konsekuensi), yaitu pengetahuan baru yang dituju dalam proses berpikir.

Secara Etimologi, Logika berasal dari kata
Yunani logike (kata sifat) dan
 kata bendanya adalah logos yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. atau yang lebih sederhana perkataan sebagai manifestasi pikiran manusia. Luce mengatakan bahwa Logos berarti wacana, maka dengan demikian pikiran dengan kata mempunyai hubungan erat, artinya bahwa bahasa mempunyai kaitan erat dengan pikiran.


Pengertian Sastra

Sastra merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat. Sastra adalah ungkapan ekspresi manusia berbentuk karya tulisan atau lisan berdasarkan pemikiran, pendapat, gagasan, pengalaman, hingga ke perasaan dalam bentuk yang imajinatif, cerminan kenyataan atau data asli yang dirangkai dalam bentuk media bahasa.

Pengertian di atas diperkuat oleh pendapat Sumardjo & Saini pada tahun 1997, bahwa Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa.

Terdapat jenis Sastra non-imajinatif atau non-fiksi. Kategori ini mengambil data real berupa berita atau sejarah, lalu mengemasnya dalam tulisan estetis agar lebih menggugah para pembacanya.

Sementara itu, meskipun suatu karya tulisan adalah fiksi, ia tetap dapat mencerminkan kenyataan. Seperti pendapat Saryono pada tahun 2009, bahwa sastra mempunyai kemampuan untuk merekam pengalaman yang empiris-natural maupun pengalaman yang nonempiris-supernatural.

Saryono menambahkan bahwa sastra bukanlah sekedar artefak (barang
mati), tetapi sastra merupakan sosok yang hidup. Sebagai sosok yang hidup, sastra  berkembang dengan dinamis menyertai sosok-sosok lainnya, seperti politik,  ekonomi, kesenian, dan kebudayaan.

Sastra dianggap mampu menjadi pemandu  menuju jalan kebenaran karena sastra yang baik adalah sastra yang ditulis dengan  penuh kejujuran, kebeningan, kesungguhan, kearifan, dan keluhuran nurani  manusia. Sastra yang baik tersebut mampu mengingatkan, menyadarkan, dan  mengembalikan manusia ke jalan yang semestinya, yaitu jalan kebenaran dalam  usaha menunaikan tugas-tugas kehidupannya.

Pengertian Sastra adalah hal yang tidak berhenti dibicarakan sepanjang masa. Pengertiannya terus diperdebatkan sejalan dengan pendapat para pelaku dan perkembangan zaman.

Dunia kesastraan juga mengenal karya sastra yang berdasarkan cerita
atau kenyataan. Karya yang demikian disebut sebagai fiksi historis jika penulisannya berdasarkan  fakta sejarah, fiksi biografis jika berdasarkan fakta biografis,  dan fiksi ilmiah (science fiction) jika penulisannya berdasarkan pada ilmu  pengetahuan. Ketiga jenis ini disebut fiksi non-fiksi.

Karya sastra mempunyai logika tersendiri. Logika karya sastra erat kaitannya dengan konvensi karya sastra. Logika karya sasta mencakup isi dan bentuk karya sastra. Bentuk pantun setiap bait terdiri atas empat baris. Setiap baris terdiri dari empat kata atau sembilan sampai sepuluh suku kata.
Persajakan ab ab.

Dari isinya terdiri dari baris satu dan dua hanya merupakan pengantar (sampiran), sedangkan isinya ada pada baris ketiga dan keempat. Semua itu merupakan logika puisi yang disebut pantun. Berubah sedikit saja, berubah pula logikanya. Jika semua berupa isi, maka karya sastra itu disebut syair.

Dalam puisi ada yang tidak masuk akal jika menggunakan logika biasa. Tetapi masuk akal dalam logika puisi. Dalam logika biasa tidak mungkin lembaran daun berbunyi gemerincing apalagi berbunyi lonceng sekolah, tetapi dalam logika puisi lembaran daun berbunyi gemerincing seperti lonceng sekolah justru logis.

Dalam tersunyian, sedikit saja usikan akan terasa besar akibatnya hingga daun yang jatuh tak pernah membenci angin.

Hal yang sama juga ditemukan dalam karya sastra bernama novel. Penggambaran tokoh yang tubuhnya digambarkan seperti terbuat dari besi, tidak bisa mati atau kebal peluru bahkan hampir seperti setan tetap masuk akal dalam logika novel. Kenyataan sehari-hari penggambaran tokoh seperti tersebut sangat-sangat tidak masuk akal.

Namun dalam novel, penggambaran tokoh seperti itu diperlukan untuk menekankan tema novel. Oleh karena itu, logika dalam karya sastra dinilai dalam kaitannya dengan penyajian karya sastra. Bukan dengan menggunakan ukuran logika di luar sastra.

Karya sastra merupakan dunia rekaan (fiksi). Kata fiksi mempunyai makna khayalan, impian, jenis karya sastra yang tidak berdasarkan kenyataan yang dapat dipertentangkan dengan nonfiksi (true story). Dalam kenyataannya, karya sastra bukan hanya berdasarkan khayalan, melainkan gabungan kenyataan dan khayalan. Semua yang diungkapkan sastrawan dalam karya sastranya adalah hasil pengetahuan yang diolah oleh imajinasinya.

Sastrawan memperlakukan kenyataan dengan tiga cara, yaitu: manipulasi, artifisial, dan interpretatif. Hanya kadar kenyataan dalam karya sastra yang berbeda untuk setiap karya sastra. Karya sastra yang bersifat biografis, otobiografis, historis, catatan perjalanan, kadar kenyataannya lebih dominan.

Karya sastra mempunyai nilai keindahan tersendiri. Karya sastra yang tidak indah tidak termasuk karya sastra. Karya sastra adalah sebuah nama yang diberikan masyarakat kepada hasil karya seni tertentu. Hal ini mengisyaratkan adanya penerima secara mutlak oleh masyarakat sastra. Penerimaan bukan berarti karya sastra harus diterima oleh masyarakat dan sesuai dengan selera masyarakat. Sebagai contoh, saat Siti Norbaya terbit, novel itu dianggap indah. Keadaan menjadi lain seandainya novel itu diterbitkan sekarang (zaman bukan Siti Nurbaya).

Karya sastra yang baik juga tidak selalu sulit dipahami. Segala sesuatu yang dikatakan oleh masyarakat sastra sebagai karya sastra pada suatu masa pada hakikatnya bisa dikelompokkan sebagai karya sastra. Bagaimanapun baiknya suatu karya sastra berdasarkan objeknya dan dimaksud oleh penulisnya sebagai karya sastra bila masyarakat sastra menolaknya karena alasan yang logis dan tidak logis maka hasilnya bukan karya sastra.


“Setiap karya sastra tidak pernah terlepas dari estetika, etika dan logika. Ketiga unsur tersebut harus diperhatikan dalam penulisan karya sastra seperti puisi, cerpen, novel maupun drama. Estetika merupakan nilai keindahan dalam pemilihan diksi, larik maupun kalimat dalam tulisan, kemudian etika dalam karya tulis tidak boleh bertentangan dengan norma agama dan adat dalam lingkungan masyarakat, dan selanjutnya setiap karya sastra harus sesuai dengan logika. Oleh karena itu seorang sastrawan harus memiliki imajinasi yang tinggi, imajinasi adalah daya fikir seseorang bukan menghayal” - Sulaiman Juned 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Skenario Allah — Cerita Pendek Inspiratif | Govi Alifitra

SKENARIO ALLAH Ditulis oleh: Govi Alifitra *** "Barang siapa yang berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak." (Q.S An-Nisā: 4/100). *** Hari ini, pukul setengah sebelas siang, aku baru saja pulang dari sekolah. Terlihat ada seseorang tengah berdiri di depan rumah kecil tempat yang ku diami itu.  "Assalamu'alaikum," begitu dia menyapa. Perempuan yang mengenakan gamis abu-abu lengkap dengan cadar serta jilbab berwarna hitam itu terlihat seperti sedang kebingungan. "Wa'alaikumussalam," jawabku. "Permisi, Mas. Mau tanya."  Perempuan itu menundukkan sedikit kepalanya sesaat. "Rumah Muhammad Zaid di mana, ya?" sambungnya sambil menunjukkan sebuah amplop surat yang berisikan nama dan alamat yang dimaksud. Ada satu hal yang terteka dalam ruang pikirku. Hanya satu, hal yan...

Ali dan Zahra — Cerpen Hadiah Ulang Tahun dari ....

Ali dan Zahra **** "Hari ini pulangnya cepet kan, Mas?" Zahra bertanya sembari menyalami punggung tangan sang suami. Pria dengan setelan jas biru pudar itu mengangguk. "Lihat nanti, Ra. Kalau banyak kerjaan ya pulangnya terlambat lagi." "Tapi kan kemarin sudah bilang mau pulang cepet biar bisa anter aku ke rumah Ibu!" Zahra mencebik sebal. "Tapi kan mas mungkin hari ini sibuk, Zahra. Seharusnya kamu bisa ngerti. Ke rumah mama bisa kapan-kapan tapi kerjaan nggak bisa ditunda terus-terusan." Mendengar sahutan Ali--sang suami, Zahra memilih bungkam. Menyodorkan tas kerja Ali ke genggaman, perempuan dengan jilbab hijau toska itu berjalan ke arah pintu rumahnya. Kecewa terpeta jelas dalam raut wajah sang istri. Membuat perasaan bersalah seketika menggerayangi. "Zahra!" Belum sempat melanjutkan kalimatnya, punggung sang istri sudah menghilang di ambang pintu. Tidak ingin ada keributan di antara keduanya,...

Kumpulan Makalah Teknologi Pendidikan | Govi Alfitra (PAI 4A)

KUMPULAN MAKALAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN Bismillah, Assalamualaikum. Pada postingan kali ini, saya Govi Alfitra (PAI 4A) akan membagikan makalah Teknologi Pendidikan berupa link folder guna memenuhi tugas yang diberikan oleh ibu Ismatul Maula, M.Pd selaku dosen pengampu pada mata kuliah Teknologi Pendidikan. Seperti yang dikutip dari laman Wikipedia , Teknologi Pendidikan  adalah studi dan etika praktik untuk memfasilitasi dan meningkatkan kinerja BELAJAR. Studi dan etika praktik tersebut dapat melalui penciptaan, penggunaan, pengaturan proses, dan sumber daya teknologi. Teknologi Pendidikan merupakan perpaduan dari unsur manusia, mesin, ide, prosedur, dan pengelolaannya. Teknologi Pendidikan bersifat abstrak. Dalam hal ini Teknologi Pendidikan bisa dipahami sebagai sesuatu proses yang kompleks, dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan,...